INILAH ALASAN KENAPA MUSLIM TIDAK MERAYAKAN TAHUN BARU




1. Merayakan tahun baru berarti merayakan ‘ied yang diharamkan.
Perlu kita ketahui bahwa Islam telah menetapkan perayaan (‘Ied) bagi kaum muslimin hanya dua, yaitu ‘iedul Fitri dan ‘Iedul Adha.
2. Merayakan Tahun baru berarti tasyabbuh (menyerupai/meniru-niru) orang kafir.
Merayakan tahun baru berarti menyerupai orang-orang kafir, dan inilah salah satu dari pada bentuk-bentuk tasyabbuh yang diharamkan. Rasululloh   bersabda,
مَنْ تَشَبَّهَ بِقَوْمٍ فَهُوَ مِنْهُمْ
“Barangsiapa yang menyerupai suatu kaum, maka dia termasuk bagian dari mereka.” [HR. Ahmad dan Abu Daud].
3. Dapat terjerumus dalam keharaman dengan mengucapkan selamat Tahun Baru.
Ibnul Qoyyim rahimahullah, mengatakan; ‘Adapun memberi ucapan selamat atas syi’ar-syi’ar kekufuran yang khusus bagi orang-orang kafir adalah sesuatu yang diharamkan berdasarkan ijma’ (kesepakatan) para ulama.’
4. Meninggalkan perkara yang wajib, yaitu shalat lima waktu.
Begitu banyak kita saksikan pada saat perayaan tahun baru yang lalu, mereka bergadang menunggu detik-detik datangnya pergantian tahun, bahkan bergadang itu masih berlanjut hingga menjelang pagi hari, maka orang yang seperti ini biasanya luput dari melaksanakan sholat subuh yang sudah kita sepakati kewajibannya. Di antara mereka ada yang tidak menunaikan kewajiban shalat subuh karena kelelahan di malam hari, maka mereka tertidur hingga siang hari dan berlalulah kewajiban itu tanpa ditunaikan sama sekali. Na’udzubillah min dzalik. Ketahuilah bahwa meninggalkan satu kali dari shalat lima waktu saja adalah merupakan dosa besar.
5. Bergadang tanpa ada hajat.
Bergadang tanpa ada kepentingan syar’i sangat dibenci oleh Rasululloh shallallahu ‘alaihi wa sallam. Termasuk bergadang tanpa syar’i adalah menunggu detik-detik pergantian tahun yang tidak ada manfaatnya sama sekali. Diriwayatkan dari Abu Barzah, beliau berkata;
أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ – صلى الله عليه وسلم – كَانَ يَكْرَهُ النَّوْمَ قَبْلَ الْعِشَاءِ وَالْحَدِيثَ بَعْدَهَا
“Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam membenci tidur sebelum shalat ‘Isya dan bercakap-cakap setelahnya.” [HR. Bukhari no. 568]

6. Dapat terjerumus ke dalam perbuatan zina.
Jika kita saksikan para muda-mudi kita dalam merayakan tahun baru Masehi tidak lepas dari ikhtilath (campur baur antara pria dan wanita) dan berkholwat (berdua-duaan), bahkan lebih parah dari itu sampai terjerumus pada perbuatan zina kemaluan. Inilah yang sering terjadi di malam tersebut, dengan menerjang berbagai larangan Alloh dalam bergaul dengan lawan jenis. Tentunya kita tidak rela anak-anak dan muda-mudi kita terjerumus dalam perbuatan zina yang keji ini. 
7. Mengganggu kaum muslimin
Perayaan tahun baru tidak lepas dari suara petasan dan suara terompet yang saling bersahutan tak karuan. Itu semua adalah suatu kemungkaran karena mengganggu muslim yang lainnya, bahkan sangat mengganggu orang-orang yang butuh istirahat, seperti orang yang sakit. Rasululloh   melarang orang yang mengganggu muslim yang lainnya. Beliau   bersabda,
الْمُسْلِمُ مَنْ سَلِمَ الْمُسْلِمُونَ مِنْ لِسَانِهِ وَيَدِهِ
“Seorang muslim adalah seseorang yang lisan dan tangannya tidak mengganggu orang lain.” [HR. Bukhari no. 10 dan Muslim no. 41]

8. Meniru perbuatan syetan dengan melakukan pemborosan.
Perayaan tahun baru Masehi adalah pemborosan besar-besaran hanya dalam waktu satu malam saja. Jika kita perkirakan setiap orang menghabiskan uang pada malam tahun baru sebesar Rp 1000,- untuk membeli mercon dan segala yang memeriahkan perayaan tersebut, sedangkan yang merayakan tahun baru sekitar 10 juta penduduk Indonesia, maka hitunglah berapa jumlah uang yang dihambur-hamburkan dalam waktu semalam? Padahal Alloh   telah berfirman:

وَلا تُبَذِّرْ تَبْذِيرًا إِنَّ الْمُبَذِّرِينَ كَانُوا إِخْوَانَ الشَّيَاطِينِ
“Dan janganlah kamu menghambur-hamburkan (hartamu) secara boros. Sesungguhnya pemboros-pemboros itu adalah saudara-saudara syaitan.” (Qs. Al Isro’: 26-27)

9. Menyia-nyiakan waktu yang begitu berharga.
Merayakan tahun baru termasuk perbuatan menyia-nyiakan waktu, padahal waktu sangatlah kita butuhkan untuk hal-hal yang bermanfaat sebagai bekal kita di akhirat kelak. Rasululloh   telah memberi nasihat tentang tanda-tanda kebaikan Islam seseorang.
مِنْ حُسْنِ إِسْلاَمِ الْمَرْءِ تَرْكُهُ مَا لاَ يَعْنِيهِ
“Di antara tanda kebaikan Islam seseorang adalah meninggalkan hal yang tidak bermanfaat baginya.” [HR. Tirmidzi.]

Ibnul Qoyyim  , mengatakan ‘Ketahuilah, bahwa menyia-nyiakan waktu lebih jelek dari kematian. Menyia-nyiakan waktu akan memutuskannmu (membuatmu lalai) dari Alloh dan negeri akhirat. Sedangkan kematian hanyalah memutuskanmu dari dunia dan penghuninya.’
Berdasarkan point-point di atas, maka haram bagi setiap muslim untuk merayakan dan mengucapkan selamat tahun baru Masehi. Wallahu a’lam. Semoga bermanfaat.

1 komentar:

  1. What is a “win” in playing blackjack? - Dr.MCD
    A blackjack 원주 출장마사지 bet has three possible outcomes: a win, a tie, 김천 출장안마 or a draw. In 안동 출장안마 this 경산 출장마사지 example, all three outcomes are played in three ways: A blackjack 오산 출장마사지

    BalasHapus